Entri Populer

Jumat, 16 November 2012

Assalamualaikum.....

Membuat blog memang tak semudh yang dibayngkan...harus ngatur waktu dengan ketat.

Minggu, 26 Juni 2011

go to Sumbar


 Inilah pemandangan dari salah satu sudut Kelog Sambilag, yang terkenal eksotis gitu. Disetiap tikungannya mesti  be carefull gan. Because disamping tanjakannya yang tajam, juga lebar jalannya yang kecil. Bisa dibayangkan sebuah Bus yang panjang gitu, wuih udah pasti Lebar jalannya di abisi Bus tersebut, terutama pas di tikungannya. So...hati-hati yaa..



  •  

 Kalo yang ini, pas lagi istirahat. Melepaskan penat dibadan setelah seharian di perjalanan. Paneknyo.............





Gambar yang ini ketika nyampek di mess. Sok narsis semua...hahaha



  •  

Yang ini ni,Si Sohib yang soook cool.....
 tapi malah hhhhhhhoooot pada,hohohoh.





  •  
 Sampailah saatnya pada malam keakraban antara Mahasiswa UR dengan Mahasiswa Unand,cieciecie.....




  •  
 Dan ini pada pagi harinya ketika akan maw pulang ke Pekanbaru.......




  •  
See good bay Frien222.................

Senin, 30 Mei 2011

MAKALAH KACANG METE

Tugas Individu
METODE ILMIAH
“KACANG METE”
Oleh:
RIGUAN EPENDI
NIM. 1006113887
Dosen Pembimbing:
EVI SRIBUDIANI, S.Hut, M.Si
NIP. 197102122003122002

“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penilain Praktikum Metode Ilmiah”
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya  sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai  tugas mata kuliah Metode Ilmiah dengan judul “Kacang Mete”  di Fakultas Peranian, Universitas Riau. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu  Pratikum Metode Ilmiah.
Terima kasih disampaikan kepada Ibu Evi Sribudiani, S. Hut, M. Si selaku dosen mata kuliah Metode Ilmiah yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya makalah ini. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis berikan kepada asisten Pratikum Metode Ilmiah yaitu Noven Rae Pangga yang juga memberi bimbingan, petunjuk dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan metode yang benar. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini, baik berupa meteri maupun imateri.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Keamanan Jaringan Informasi.
                                                                        Pekanbaru, 2 Juni 2011
                                                                        Penyenyusun
                                                                        Riguan Ependi
                                                                        NIM.1006113887
DAFTAR ISI
BELUM DI EDIT
                                                                                                                           Halaman
Kata Pengantar..................................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................................. iii
 I.            Pendahuluan................................................................................................................ 1
1.1.      Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2.      Tujuan................................................................................................................. 1
1.3.      Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.4.      Manfaat............................................................................................................... 2
II.            Tinjauan Pustaka.......................................................................................................... 3
2.1.       Pengertian Karbohidrat...................................................................................... 3
2.2.      Penggolongan Karbohidrat................................................................................. 4
2.2.1.      Monosakarida......................................................................................... 5
2.2.2.      Disakarida............................................................................................... 6
2.2.3.      Polisakarida............................................................................................. 6
2.3.      Sumber-sumber Karbohidrat............................................................................... 7
2.3.1.      Padi (Beras)............................................................................................ 7
2.3.2.      Jagung..................................................................................................... 9
2.3.3.      Gandum................................................................................................. 10
2.3.4.      Singkong................................................................................................ 11
2.3.5.      Sagu....................................................................................................... 12
2.5.      Pati..................................................................................................................... 13
2.6.      Fungsi Karbohidrat............................................................................................ 14
III.            Pembahasan................................................................................................................ 15
IV.            Penutup....................................................................................................................... 17
4.1.      Kesimpulan........................................................................................................ 17
4.2.      Saran.................................................................................................................. 17
Daftar Pustaka











BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor biji mete. Walaupun peranan Indonesia masih kecil dibandingkan dengan negara-negara pemasok lainnya, namun kondisinya terus meningkat. Meningkatnya ekspor selain adanya pengembangan pasar juga bertambahnya permintaan negara importir seperti Amerika Serikat, Hongkong, Jepang, Belanda, Inggris, Filipina dan Perancis. Tanaman mete (Anacardium Oceidental Linn) mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 70-an dalam rangka program reboisasi. Tanaman ini dipilih karena mudah tumbuh dengan baik pada lahan kritis, tidak mudah diserang penyakit, tidak memerlukan pemeliharaan yang rumit serta hasilnya mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Dari penelusuran Deptan, perkembangan luas areal tanaman dan produksi mete terus menunjukkan pertumbuhan terutama tahun 1980 sampai 2003. Dalam road map Deptan, tanaman jambu mete masuk prioritas pengembangan terutama pada industri hilir. Kebijakan pengembangan industri hilir dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah agribisnis mete pada petani.
Sentra tanaman mete dalam ukuran besar terdapat di 10 provinsi yakni, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. dengan sentra utama adalah Propinsi Jawa Tengah. Propinsi ini memiliki luas 27.881 hektar tanaman Kacang mete dan menghasilkan 8706 ton kacang mete per tahunnya. 78 persen jumlah tersebut dihasilkan dari kabupaten Wonogiri. Perkebunan kacang mete di kabupaten ini mencapai 21.658 hektar dan menghasilkan 7259 ton setiap tahunnya. (Perum Perhutani: 2003)
Dari pohon mete dihasilkan buah jambu mete (cashew aple) dan biji mete (cashew nut). Buah jambu mete umumnya dikonsumsi langsung atau dibuat sari buah dan sirup. Sedangkan biji mete dibuat kacang mete atau minyak kulit mete (Cashew Nut Shell Liquid/ CNSL). Kacang mete bisa menjadi makanan ringan (snack food) maupun sebagai penyedap setelah dicampur dengan coklat atau roti dan kue. Sedangkan buah mete tidak begitu diminati baik sebagai makanan untuk dimakan langsung maupun setelah diolah menjadi sirup dan juice. Hal ini disebabkan masih adanya rasa getir yang sejauh ini belum berhasil dihilangkan.
Minyak mete pada umumnya diolah menjadi minyak CNSL yang bermanfaat untuk bahan industri cat, bahan anti karat, lecquer, bahan pembungkus kabel, pembuatan kampas rem kendaraan bermotor serta sebagai bahan bakar (yang renewable).  Proses pembuatan minyak mete cukup sederhana. Kulit mete yang sudah dibersihkan, dipanaskan diatas tungku yang berisi minyak goreng. Sebenarnya, minyak itu hanya berfungsi untuk memancing keluarnya minyak mete, sehingga komposisi minyak goreng yang dipakai hanya sedikit.
Sebagai gambaran, untuk lima hingga sepuluh kilogram limbah mete, dibutuhkan minyak goreng yang berasal dari minyak kelapa sekitar satu liter. Dari hasil olahannya itu, bisa dihasilkan minyak mete tiga sampai lima liter. Harga minyak mentah mete per liter di pasaran mencapai Rp. 4.500. Minyak Mete ini biasanya dikirim ke beberapa kota besar seperti Solo, Surabaya, Semarang dan Jakarta. (Kalingga: 2004)
Namun, hingga saat ini penjualan minyak mete masih dinilai sangat kurang. Kulit mete masih sering dijadikan limbah dan dibuang begitu saja, padahal dari kulit mete tersebut dapat dihasilkan minyak mete yang memiliki nilai jual cukup besar. Hal  ini disebabkan karena para petani mete di Wonogiri tidak mengetahui pasar yang dapat dituju untuk menjadi sasaran penjualan minyak mete. Padahal apabila produksi minyak mete dikembangkan maka dapat menjadi sebuah sektor industri yang baru yang dapat mengangkat kehidupan masyarakat petani mete dan menjadi pembuka lapangan kerja baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Berdasarkan pemikiran tersebut, kami tertarik untuk mengangkat tema tentang tentang kacang mete dan menjadikannya sebagai sebuah pengetahuan yang berguna untuk kesejahteraan para petani mente.
 1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan penulis bahas dalam makalah dengan judul Kacang Mente  ini adalah mengenai pengertian Kacang Mente  , penggolongan Kacang Mente , dan manfaat Kacang Mente.
1.3 Manfaat dan Tujuan
Manfaat dan tujuan dari penulisan makalah ini lain:
1.      untuk memenuhi tugas mata kuliah pratikum Metode Ilmiah. Dan juga agar     penulis dapat mengetahu lebih detail mengenai Kanang Mente secara umum, penggolongan Kacang Mente , dan manfaat Kacang Mente
2.      Meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam mengimplementasikan ilmu yang didapat
3.      Menambah pengalaman Mahasiswa bersosialisasi dengan masyarakat luas.
4.       
BAB III TINJAUA PUSTAKA
2.1 Sejarah Singkat Kacang Mente
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/50/Anacard_occid_T_071209-2350_plrtu.jpg/200px-Anacard_occid_T_071209-2350_plrtu.jpgJambu monyet atau jambu mede (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang mente; bijinya yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan pelbagai macam penganan. Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya dengan mangga (suku Anacardiaceae).
Dalam bahasa Inggris dinamakan cashew (tree), yang diturunkan dari perkataan Portugis untuk menamai buahnya, caju, yang sebetulnya juga merupakan pinjaman dari nama dalam bahasa Tupi, acajú. Sementara nama marganya (Anacardium) merujuk pada bentuk buah semunya yang seperti jantung terbalik.
Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah seperti jambu erang atau jambu monye (Sumatera Barat), gayu (Lampung), jambu mede (Jawa Barat), jambu monyet (Jawa Tengah dan Timur) , jambu jipang atau jambu dwipa (Bali), serta buah yaki (Sulawesi Utara). Jambu mete sangat beragam dan terdiri dari berbagai varietas yang dibedakan atas dasar warna, bentuk buah semu, rasa, dan ukuran bijinya.

            Jambu mente tersebar di seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda (di Sumatera Barat: jambu erang/jambu monye, di Lampung dijuluki gayu, di daerah Jawa Barat dijuluki jambu mede, di Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah yaki.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Anacard_occid_Fr_071209-2345_plrtu.jpg/200px-Anacard_occid_Fr_071209-2345_plrtu.jpg2.2 Karakteristik Pohon Mete
Pohon berukuran sedang, tinggi sampai dengan 12 m, dengan tajuk melebar, sangat bercabang-cabang, dan selalu hijau. Tajuk bisa jadi tinggi dan menyempit, atau rendah dan melebar, bergantung pada kondisi lingkungannya.
Daun-daun terletak pada ujung ranting. Helai daun bertangkai, bundar telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal meruncing dan ujung membundar, melekuk ke dalam, gundul, 8–22 × 5–13 cm.
Berumah satu (monoesis), bunga-bunga berkelamin campuran, terkumpul dalam sebuah malai rata berambut halus, lebar 15–25 cm. Kelopak berambut, 4–5 mm. Mahkota runcing, lk 1 cm, putih kemudian merah, berambut. Buah geluk berwarna coklat tua, membengkok, tinggi lk 3 cm.
Tanaman ini dikembangkan terutama untuk dipungut buah sejatinya. Yang dikenal umum sebagai "buah", yakni bagian lunak yang membengkak berwarna kuning atau merah, sesungguhnya adalah dasar bunga (receptaculum) yang mengembang setelah terjadinya pembuahan. Buah sesungguhnya adalah bagian "monyet"nya yang keras, coklat kehitaman berisi biji yang dapat diolah menjadi makanan; yakni kacang mete yang lezat. Secara tradisional kacang ini biasanya digoreng sebagai nyamikan teman minum teh atau kopi; sedangkan secara modern kini umum dijumpai sebagai pengisi dan penghias penganan semacam coklat dan kue-kuean.
2.3 Kandungan Gizi Kacang Mente
a. Lemak
Kadar lemak total pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing mas 47, 5, dan 56 gram. Tingginya kadar lemak pada biji mete sangat berperan penting dalam peningkatan kadar energi dan cita rasa. Itulah yang menyebabkan biji mete sangat enak dan lezat rasanya.

Sekilas, data kadar lemak tersebut tampak sangat menakutkan karena lemak sering dituding sebagai penyebab obesitas dan timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Namun, bila kita cermati komposisi lemak penyusunnya kita tidak perlu khawatir berlebihan terhadap lemak mete.

Lemak pada kacang mete tersusun atas 18 persen asam lemak jenuh dan 82 persen asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh yang sangat ditakuti karena dituding sebagai penyebab timbulnya berbagai penyakit, ternyata kadarnya sangat rendah pada kacang mete. Asam lemak jenuh pada kacang mete didominasi oleh palmitat dan stearat.
Sebaliknya, asam lemak tidak jenuh yang berkhasiat baik bagi kesehatan, ternyata sangat dominan pada kacang mete. Kadar asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA = monounsaturated fatty acids) jauh lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA = polyunsaturated fatty acids). Kadar MUFA pada 100 gram kacang mete mentah, panggang dan goreng, masing-masing 25, 32, dan 28 gram.
Jenis MUFA yang paling dominan pada kacang mete adalah asam lemak omega 9, yaitu cleat. Beberapa penelitian menunjukkàn bahwa MUFA memuliki peran penting dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat), sehingga sangat baik untuk menekan terjadinya penyakit jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Kadar PUFA pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing-masing 8, 8, dan 10 gram. Jenis PUFA yang paling dominan adalah asam lemak omega 6, yaitu asam linoleat. Asam lemak omega 6 juga memiliki peran penting dalam menjaga profil kolesterol darah agar tetap normal.

b. Protein
Seperti halnya kacang-kacangan pada umumnya, kacang mete juga merupakan sumber protein yang baik. Kadar protein pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing-masing 18, 16, dan 20 gram. Karena itu, penambahan kacang mete ke dalam berbagai produk, seperti es krim, cokelat batangan, dan aneka kue, akan berdampak sangat baik bagi peningkatan kadar protein produk tersebut.
Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, dan serin. Asam glutamat dan asam aspartat sangat berkontribusi penting terhadáp timbulnya rasa gurih. Itulah yang antara lain menyebabkan mengapa kacang mete terasa gurih, walau tidak diberi bumbu apa pun.

c. Energi
Kandungan energi per 100 gram kacang mete mentah adalah 566 kkal. Kandungan energi-nya akan semakin meningkat dengan proses penyangraian dan penggorengan masing-masing menjadi 640 dan 680 kkal. Penyerapan minyak pada proses penggorengan tentu saja akan menaikkan kandungan energl. Untuk tujuan diet rendah kalori, sebalknya pilih kacang mete yang dliolah dengan caradisangrai, dioven, atau di-microwave.

d. Kandungan Kimia Lainnya:
 Jambu monyet (ANACARDIUM OCCIDENTALE) antara lain mengandung senyawa kimia seperti tanim, anacardic acid dan cardol, yang bermanfaat sebagai antibakteri dan antiseptik. Selain itu daun jambu monyet yang masih muda juga mempunyai komposisi kandungan kimia seperti vitamin A sebesar 2689 SI per 100 gram, vitamin C sebesar 65 gram per 100 gram, kalori 73 gram per 100 gram, protein 4,6 gram per 100 gram, lemak 0,5 gram per 100 gram, hidrat arang 16,3 gram per 100 gram, kalsium 33 miligram per 100 gram, fosfor 64 miligram per 100 gram, besi 8,9 miligram dan air 78 gram per 100 gram.
Tabel 1. Komposisi Gizi Kacang Mente
Nilai nurtrisi per 100 g (3,5 oz)
2,314 kJ (553 kcal)
30.19 g
5.91 g
3.3 g
43.85 g
18.22 g
.42 mg (32%)
.06 mg (4%)
1.06 mg (7%)
.86 mg (17%)
.42 mg (32%)
Folate (Vit. B9)
25 μg (6%)
.5 mg (1%)
37 mg (4%)
6.68 mg (53%)
292 mg (79%)
593 mg (85%)
660 mg (14%)
5.78 mg (58%)


2.4 Pemanfaatan :
a. Diabetes mellitus
Bahan: 2 potong kulit batang jambu monyet dan adas pulawaras
secukupnya.
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter
air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
b. Disentri
Bahan: 1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang
jambu monyet.
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 1/2
liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
c. Radang mulut
Bahan: 1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang
jambu monyet.
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter
air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.





BAB III Pembahasan
Meskipun dianggap sebagai kacang di dalam dunia boga, dalam ilmu botani kacang mete sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya. Biji ini dikelilingi oleh cangkang ganda yang mengeluarkan getah yang mengandung urushiol, yang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit manusia. Beberapa orang alergi terhadap kacang mete, tetapi sesungguhnya kacang mete jarang mengakibatkan alergi pada manusia jika dibandingkan dengan kacang lainnya.
Dari kacang mete juga dapat diekstrak minyak yang berkualitas tinggi. Hasil sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis minyak juga dihasilkan dari cangkang buah mete (CNSL, cashew nut shell liquid), yang dipakai dalam industri dan juga sebagai bahan untuk mengawetkan kayu atau jala.[4]
Buah semu jambu monyet kadang-kadang juga dijual di pasar. Buah ini agak disenangi orang oleh karena rasanya yang asam segar, akan tetapi sering pula tercampur rasa sepat. Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sirup atau difermentasi untuk mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur (sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen, dan dapat didistilasi untuk dijadikan minuman berkandungan alkohol tinggi. Buah semu yang tak terolah di wilayah-wilayah produksinya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Daun-daun muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah atau dimasak. Daun yang tua dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam pada kulit. Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional, terutama untuk menyembuhkan sakit kulit; untuk pembersih mulut; dan untuk obat pencahar (purgativa).
Kayunya berwarna coklat muda dan bernilai rendah, sangat jarang dipergunakan; meski dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau kayu perkakas bermutu rendah. Sejenis getah yang mengeras di udara terbuka (gom) dihasilkan dari batang yang dilukai. Gom ini dapat menjadi perekat buku yang baik, sekaligus mencegah serangan rayap; yang juga baik untuk merekat kusen atau kayu lapis.
Kacang mete (mente atau mede) adalah hidangan populer di saat Lebaran. Camilan ini mengandung lemak, protein, karbohidrat, dan macam-macam mineral. Meski berlemak tinggi, 82 persen lemak tersebut tergolong lemak tidak jahat atau  lemak tak jenuh. Jadi, tak perlu takut menyantapnya.
Rasanya yang lezat menyebabkan makan kacang mete sangat mengasyikkan. Bila tidak ingin berlebihan dalam menyantapnya, tentukan dulu porsi yang akan dimakan, dan makanlah secara perlahan-lahan. Jangan lupa untuk mengatur jeda yang cukup panjang di antara waktu suapan.

BAB IV Penutup
4.1  Kesimpulan
Jambu mete memiliki prospek ke depan yang cukup baik untuk mengisi peluang pasar lokal, nasional maupun internasional. Syarat untuk mengisi peluang pasar adalah keseragaman dan mutu produk yang tinggi.
Jambu mete sebagai salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa negara perlu terus didorong peningkatannya baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Prospek pengembangan komoditi jambu mete untuk masa depan cukup baik, mengingat beberapa hal yang mendukungnya seperti:
a. Selama ini, kacang mete dari Indonesia sudah diekspor ke berbagai negara di dunia, antara lain ke Amerika, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, Hong Kong, Singapura, Taiwan, Cina, Jepang, India, Libanon, Malaysia, Italia, Kanada, Korea Selatan dan Swiss. Sementara itu, permintaan kacang mete dalam negeri dalah dari pedagang besar dan industri makanan yang ada di Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Solo, Klaten, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya.
b. Lahan potensial untuk pengembangan tanaman jambu mete masih tersedia cukup luas. Dengan potensi sumberdaya alam yang besar serta umur tanaman jambu mete saat ini yang relatif masih muda, maka di masa mendatang Indonesia dapat menjadi produsen utama jambu mete dunia.
4.2. Saran
Saran penulis bagi yang membaca makalah ini adalah agar dapat mengambil manfaat dalam makalah ini dan dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai bahan pelajaran. Jagalah pola makan yang baik, jangan sampai kita kekurangan karbohidrat ataupun kelebihan karbohidrat karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Sumber-sumberkarbohidrat sangat banyak, jadi jangan hanya terpaku pada nasi saja. Bagi teman-teman yang ingin membuat makalah yang sama, diharapkan agar memperbaynyak referensinya karena makalah saya ini masih jauh dari sempurna.


Daftar Pustaka